Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kamis, April 30, 2015

#BeraniLebih Percaya Diri Tanpa Make Up

Wanita identik dengan kecantikan. Dan mayoritas wanita menganggap cantik itu ber-make up. Tapi bagi saya TIDAK. Disaat wanita pada umumnya tidak percaya diri untuk tampil di depan umum tanpa make up, namun saya #BeraniLebih percaya diri tanpa make up.

Mengapa? Karena Allah telah menciptakan kita dengan sempurna dibanding makhluk-Nya yang lain. Bagi saya semua wanita itu cantik, baik yang ber-make up ataupun tidak. Hanya saja yang ber-make up terkadang merasa kurang percaya diri bahwa dirinya sudah cantik walau tanpa make up.
Kaum wanita telah terdoktrin bahwa untuk tampil cantik harus memakai make up. Padahal sebenarnya make up hanya penyempurna untuk menutupi kekurangan.

Tanpa make up, bukan berarti cuek terhadap penampilan. Namun, perlu juga lho merawat wajah agar tidak terlihat kusam.  

Mungkin ada yang bertanya bagaimana kita bisa cantik tanpa make up. Eits...kata siapa? Artis-artis Korea dan Jepang terlihat cantik meski tanpa make up. Dan mungkin ada yang menyangga, jelas mereka cantik karena mereka putih. Jangan salah, Farah Quinn justru sengaja menggelapkan kulitnya dan dia terlihat manis. Sebenarnya, semua itu tergantung dari diri kita sendiri.

Yakinkan pada diri kita dulu bahwa kita memang cantik, bukan untuk menyombongkan diri tapi lebih pada berpikir positif. Maka, aura kencantikanlah yang terpancar.
Ingat, kepercayaan diri itu adalah modal utama untuk melewati segala rintangan. Oleh karena itu, mengapa seorang sales harus percaya diri dan yakin tentang produk yang dijualnya sebelum dia bisa meyakinkan konsumen.

Selain percaya diri, hal yang tidak kalah penting yaitu 'keep smile'. Senyum menandakan kita respect terhadap orang lain. Menebar senyum akan mengubah suasana hati dan orang di sekitar kita turut tersenyum. Inilah yang membuat kecantikan seseorang terpancar.


Banyak mengkonsumsi sayur dan buah juga menunjang kecantikan kita. Seperti yang kita ketahui, sayur dan buah merupakan vitamin alami untuk kulit agar terlihat segar dan  sebagai anti oksidan untuk memperlambat penuaan. Tak perlulah mengeluarkan badget tinggi hanya untuk kosmetik, cukup dengan bahan-bahan alami yang ada di sekitar kita. Jadi, bagi saya untuk tampil cantik itu tidak harus mahal.

Tulisan diikutsertakan dalam Light of Women Kompetisi Tulisan Pendek ‪#‎BeraniLebih‬ di Blog

Fb : Indah Kurniyah Hidayati
Twitter: @indahkurniyah


Senin, April 13, 2015

PERLUKAH MENCANTUMKAN GELAR?

PERLUKAH MENCANTUMKAN GELAR?


Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia mencantumkan gelar masih dianggap penting. Mungkin hal tersebut bisa meningkatkan status sosial seseorang. Baik itu gelar akademik maupun gelar yang berhubungan dengan religi (ex: Haji, Ustadz, dll).


Merupakan hal yang sudah biasa kita jumpai mencantumkan gelar di undangan pernikahan maupun undangan2 lain. Bahkan, justru menjadi aneh di masyarakat jika kita tak menyertakan gelar.
Ini yang saya alami dulu ketika membuat undangan pernikahan. Orang tua saya sempat protes ketika tahu tak ada gelar hanya nama lengkap saya dan calon suami saya di kartu undangan.
Sebegitu pentingkah pencatuman gelar? Padahal gak ada hubungannya dengan pernikahan dan bukan syarat untuk menikah...hehe. Meskipun hal demikian sah-sah saja, tapi kok bukan pada tempatnya ya....

Beberapa pendapat orang yang mengatakan pentingnya mencantumkan gelar karena alasan ini:
- Masak sekolah tinggi2, bayarnya mahal, gak dipakai gelarnya, sayang kan.
- Gelar itu bisa menunjukkan status sosial kita.
- Sudah biayanya mahal, sayanglah gelar Haji/Hajjah gak dipakai.
- dan masih banyak alasan lainnya...

Pencantuman gelar menurut saya diperlukan untuk saat tertentu saja, misalkan gelar akademik ya digunakan untuk urusan pekerjaan yang memang diperlukan, karena hal tersebut sebagai pendukung kita.

Well...Bagi saya pribadi penulisan gelar/titel bukan hanya untuk dipamerkan. Entah itu bergelar haji, ustadz, dokter, insinyur, sarjana hukum, pendidikan, perawat, bidan, dll. yang terpenting seberapa bermanfaatkah kita bagi orang lain.
Seorang dokter, perawat dengan ilmunya memberi pelayanan umtuk menyembuhkan dan merawat orang sakit, khususnya yang kurang mampu;
Seorang pendidik, dengan ilmunya bisa mendidik generasi penerus bangsa;
Seorang insinyur, dengan ilmunya mampu membangun infrastruktur untuk kepentingan pelayanan umum;
Seorang ustadz, dengan ilmunya menjadikan masyarakat memiliki akhlak yang baik;
dan masih banyak lagi profesi kita yang bermanfaat bagi orang banyak yang tidak hanya sekedar dilakukan untuk mencari materi semata.

Hakekatnya, bukan jenis atau banyaknya gelar yang kita capai, tapi bagaimana konsekuensi kita atas gelar yang kita sandang. That's the point!